Penerbit: Pustaka Sidogiri
Harga: Rp 60.000.-
Sinopsis:
Setiap orang wajib mengetahui Tuhannya. Mengenai sejauh mana dia
mengetahui, dan dengan cara apa dia mencapai pengetahuan itu, hal itu
masih terdapat tahapan-tahapan tertentu.
Menurut Imam al-Ghazali, tingkat iman itu ada tiga: Imannya orang awam,
imannya al-mutakallimîn (teolog), dan imannya al-‘ârifîn (orang-orang
yang makrifat). Imannya orang awam adalah iman taklid, mereka beriman
karena terpengaruh oleh kepercayaan yang tertanam di lingkungan
sosialnya, atau karena mengikuti tokoh- tokoh yang ia yakini
kepastiannya. Sedangkan imannya al-mutakallimîn adalah kepercayaan yang
disertai dalil nalar. Ibarat orang yang mendengar suara Fulan di dalam
sebuah rumah, lalu ia berkesimpulan dan meyakini Fulan ada di dalam
rumah itu.
Dan yang paling tinggi adalah imannya al-‘ârifîn, yaitu iman yang
musyâhadah bi-nûril yaqîn (menyaksikan melalui cahaya keyakinan).
Ibaratnya, ia tidak hanya mendengar suara Fulan dari balik tembok, tapi
ia masuk ke dalam rumah itu dan melihatnya secara langsung. Yang
terakhir inilah yang disebut ihsân, atau keyakinan yang disertai dengan
tahap-tahap musyâhadah. Dalam buku ini, KH. A. Nawawi Abd. Djalil
(Pengasuh PP. Sidogiri) menjawab berbagai pertanyaan akidah dari umat
muslim dalam dua pola iman itu. Umumnya, pertanyaan itu mengarah pada
ilmu kalam atau teologi yang menggunakan pola nalar. Tapi, ada sebagian
yang mengarah pada tasawuf, atau iman dengan pola dzauq (perasaan), yang
merupakan pengantar utama menuju iman musyâhadah